Peran Hortikultura dalam Mendukung Ketahanan Pangan

ar03.png

Hortikultura yang mencakup sektor produksi buah, sayur, bunga, dan tanaman hias memiliki beberapa peran penting yaitu sebagai:

  1. Penyedia gizi
    Buah dan sayur merupakan sumber utama vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang penting bagi kesehatan manusia. Tanpa konsumsi hortikultura, pola makan menjadi tidak seimbang dan rawan gizi buruk.
  2. Diversifikasi pangan
    Pangan tidak hanya bergantung pada beras, tapi ada banyak pilihan makanan lain. Masa panen tanaman hortikultura lebih cepat daripada tanaman pangan pokok. Jika ada gangguan pada produksi padi/jagung, sayur dan buah bisa jadi sumber pangan alternatif. Hortikultura menyediakan banyak pilihan bahan pangan (sayur, buah, umbi) sehingga masyarakat tidak bergantung hanya pada beras atau pangan pokok.
  3. Produksi berkelanjutan
    Hortikultura dapat diproduksi sepanjang tahun dengan teknologi modern. Teknologi budidaya (greenhouse, hidroponik, varietas unggul) mampu mendukung produksi tanaman hortikultura secara berkesinambungan, bahkan di lahan sempit perkotaan.
  4. Mendukung ketahanan ekonomi rumah tangga
    Hasil hortikultura bernilai ekonomi tinggi sehingga dapat menjadi sumber nafkah misalnya cabai, bawang, jeruk, mangga. Dalam sektor hortikultura, petani mendapat penghasilan sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen memperoleh akses pangan bergizi.
  5. Mendukung stabilitas ekonomi dan pangan nasional
    Produksi hortikultura yang lancer dan didukung dengan stabilitas harga akan mampu memenuhi kebutuhan rakyat akan pangan berkualitas.

Contoh nyata peran hortikultura dalam ketahanan pangan di Indonesia diantaranya:

  1. Cabai & Bawang Merah
    Dua tanaman hortikultura ini merupakan komoditas strategis nasional dan sangat penting sebagai bumbu pokok. Pemerintah sering melakukan program kemandirian bawang dan cabai agar harga stabil dan ketersediaan mereka di masyarakat tidak terganggu.
  2. Pisang & Mangga
    Indonesia merupakan produsen pisang dan mangga yang cukup besar di dunia. Selain untuk konsumsi dalam negeri, hasilnya produksi kedua komoditas ini juga dapat diekspor, sehingga meningkatkan devisa dan memperkuat ekonomi pangan nasional.
  3. Sayuran Dataran Tinggi (Wortel, Kubis, Kentang)
    Daerah seperti Dieng (Jawa Tengah), Karo (Sumatera Utara), dan Malino (Sulawesi Selatan) menjadi sentra produksi. Hasilnya dipasok ke berbagai Lokasi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
  4. Urban Farming di perkotaan
    Budidaya sayur dengan hidroponik, vertikultur, dan aquaponik di perkotaan membantu menyediakan pangan segar di tengah keterbatasan lahan diantaranya di Jakarta , Bandung dan Surabaya sudah banyak mengembangkan kebun kota.
  5. Tanaman Hortikultura sebagai Alternatif saat Krisis
    Saat pandemi COVID-19, banyak masyarakat menanam cabai, tomat, dan sayuran di pekarangan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Hal ini membantu menjaga ketahanan pangan keluarga ketika distribusi pangan terganggu.

Semua peran itu akhirnya bermuara pada satu tujuan besar yaitu Ketahanan Pangan yang bertujuan untuk menjami ketersediaan pangan yang bergizi, mudah diakses, dan stabil untuk seluruh masyarakat. Hortikultura bukan sekadar urusan kebun, keindahan atau konsumsi tambahan tapi pondasi penting untuk sektor kesehatan, ekonomi, dan ketahanan pangan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top